BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan Indonesia dewasa ini adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran yang ada di lembaga pendidikan yang notabennya adalah sekolah
pemerintah dan swasta. Dalam proses pembelajaran, si belajar atau peserta didik
kurang didorong dan diberikan kesempatan untuk kemampuan berpikir mereka yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan, namun mereka
terkesan “dicekoki” dalam proses belajar tradisional yang disebut dengan
mengajar yang memusatkan guru sebagai sumber satu- satunya yang dapat digali
pengetahuannya (Teacher center).
Proses pembelajaran yang ada didalam kelas maupun di luar kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya itu untuk menghubugkannya dengan sehari-hari sehingga
seakan tidak ada korelasinya dengan kehidupan sehari-hari si belajar itu
sendiri. Hal lain adalah ini terjadi karena tidak digunakan strategi
pembelajaran secara baik dalam setiap proses pembelajaran dalam kelas. Guru
mengguanakan strategi yang hanya satu arah dengan tidak terlalu memerhatikan
keadaan siswa; bagaimana keadaan kognitif , psikomotorik dan afektif mereka,
sehingga cukup terjadi kesenjangan dalam proses instruksional. Oleh sebab itu
suatu strategi merupakan hal penting dalam proses pembelajran dan pencapaian
hal.
Dalam menyiasati hal ini, seorang
pendidik perlu mengetahui mengenai strategi pembelajaran yang berbasis
kecakapan siswa dengan menekankan berpikir rasional dengan kontek kehidupan
sehari- hari bagi mereka. Maka, strategi pembelajaran inkuiri perlu pendidik
pegang sebagai landasan mereka melaksanakan pembelajaran. Namun cukup
disayangkan kembali, pada faktanya di dunia pendidikan terkhusus di Indonesia,
para pendidik masih gagap dengan strategi pembelajaran yang menitikberatkan
keaktifan siswa dan guru sebagai fasilitator sekaligus motivator ini. Para
pendidik, belum memahami apa itu strategi pembelajaran inkuiri, bagaimana
proses pelaksaaannya, manfaat dan kekurangannya bagi pendidik dan si belajar,
prinsip- prinsip dasar yang ada di dalamnya dan bagaimana penerapannya.
Berangkat dari keprihatinan
tersebut, maka penulis berusaha mengangkat masalah ini, mengenai implementasi
strategi pembelajaran inkuiri dan upaya pemecahannya, sehingga khususnya
pembaca, dan umumnya para pengajar dapat mengetahui, memahami, dan mampu
mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
pengajarannya, tingkatan jenjang belajar, dan penerapannya hasilnya dapat
mencapai kemaksimalan demi terciptanya sistem pembelajaran yang berarah dan
bermanfaat.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
pengertian dan karakteristik strategi pembelajaran inkuiri?
2.
Bagaimana keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran inkuiri?
3.
Bagaimana prinsip- prinsip dasar pertimbangan pemilihan strategi
pembelajaran inkuiri?
4.
Bagaimana langkah- langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri?
5.
Bagaimana upaya pemecahan kasus pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa
inggris?
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan
Teoritik
Dengan penulisan makalah kelompok ini , bertujuan
melatih penulis untuk mengembangkan pengetahuan dan memahami lebih jauh
mengenai implementasi strategi pembelajaran inkuiri dan upaya pemecahannya.
1.2.2
Tujuan Empirik
Tujuan
ini berhubungan dengan tentang penambahan wawasan dan pengetahuan penulis yang berkaitan erat
dengan implementasi strategi pembelajaran inkuiri dan upaya pemecahannya,
sebagai salah satu dari syarat untuk mengikuti dan memelajari mata kuliah Strategi Pembelajaran semester
empat, program studi
Pendidikan Bahasa Inggris.
1.3 Sistematika Penulisan
Makalah
ini menguraikan tentang hal- hal yang berkaitan dengan :
1.3.1
Bab I, pendahuluan
a. Latar
belakang masalah,
b. Rumusan
masalah,
c. Tujuan
penulisan, dan
d. Sistematika
penulisan makalah.
1.3.2
Bab II, pembahasan
a.
Pengertian dan karakteristik strategi pembelajaran inkuiri,
b.
Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran inkuiri,
c.
Prinsip- prinsip dasar pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran
inkuiri,
d.
Langkah- langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri.
e.
Upaya pemecahan kasus pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Inggris,
1.3.3
Bab III
a. Simpulan,
b. Saran
1.3.4
Daftar pustaka
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Karakteristik Strategi
Pembelajaran Inkuiri
2.1.1
Pengertian Strategi Pembelajaran
Inkuiri
Strategi pembelajran inkuiri atau
yang lebih dikenal dengan SPI berangkat dari asumsi Schuman, seorang tokoh ahli
dalam pembelajaran, yang meyakini bahwa
sejak manusia lahir kedunia, memiliki dorongan untuk menemukan sendiri
pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan
kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia mempunyai keinginan
untuk mengenal segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran,
penglihatan, dan indra-indra lainya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara
terus menerus barkembang dengan menggunaan otak dan pikrannya. Pengetahuan yang
dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh
keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan.
Secara lexical, Inkuiri
berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.
Hal ini berkaitan dengan
cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar mengembangakan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang
disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan
terhadap permasalahan yang kepadanya melalui proses pelacakan data
dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.
Beberapa ahli
merumuskan mengenai strategi pembelajaran inkuiri; Sund,
seperti yang dikutip oleh Suryo subroto (1993: 193), menyatakan bahwa dicovery
merupakan bagian dari inquiri, atau inkuiri merupakan perluasan
proses discovery yang digunakan lebih mendalam.
Gulo (2002) menyatakan strategi
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh rasa percaya diri. Kondisi-kondisi
umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu :
(1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang
mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya;
dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran
dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya
dalam pengujian hipotesis.
Depdikbud, 1997 menyatakan bahwa secara
umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, meng-evaluasi buku dan
sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau
investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan
menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.
Secara lanjut, menurut
Sanjaya (2009), penggunaan inkuiri harus memperhatikan
beberapa prinsip, yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual
(pengembangan kemampuan berfikir), prinsip interaksi (interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan),
prinsip bertanya (guru sebagai penanya), prinsip belajar untuk berfikir
(learning how to think), prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).
Menurut Isjoni, inkuiri merupakan
suatau strategi atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas.
Adapun pelaksanaannya dengan; (1) guru
membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas, (2) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian
mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok, (3) setelah hasil kerja
mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun
dengan baik, (4) hasil
laporan kerja kelompok kemudian dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah
diskusi secara luas.
Jadi dengan
pengertian- pengertian di muka, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya strategi
pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pengetahuaan bukanlah
sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan
sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak
terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan siswa
berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh
karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan
sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
Pembelajarannya
adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat
sejumlah fakta). Inkuiri
ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun
kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan
proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk
membangun kemampuan itu.
2.1.2
Karakteristik
Strategi Pembelajaran
Inkuiri
Ada
beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina
Sanjaya membaginya menjadi tiga ciri utama, yakni;
Pertama,
strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua,
seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri {self belief). Dengan demikian,
strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena
itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama
dalam melakukan inkuiri.
Ketiga,
tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat
mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi
pelajaran.
2.2
Keunggulan dan Kelemahan Strategi
Pembelajaran Inkuiri
2.2.1 Keunggulan Strategi Pembelajaran
Inkuiri
Keunggulan
strategi pembelajaran inkuiri menurut suryobroto (2002
: 201) adalah antara lain ,
1.
Membantu siswa
mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan
proses koqnitif siswa.
2.
Membangkitkan gairah
pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyeledikannya, menemukan
keberhasilan dan kadang – kadang kegagalan.
3.
Memberikan kesempatan
pada siswa bergerak maju sesuai dengan kemampuan.
4.
Membantu memperkuat dan
pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses
– proses penemuan.
5.
Siswa terlibat langsung
sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
6.
Strategi ini berpusat
pada siswa, misalkan memberikan kesempatan kepada mereka dan guru berpatisifasi
sebagai sesama dalam mengecek ide.
7.
Guru sebagai teman
belajar terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui.
8.
Guru menyimpulakan
semua pelajaran yang telah disampaikan.
9.
Guru memberikan
motivasi kepada siswa apabila terjadi kegagalan dalam mengerjakan praktek
dilapangan.
Adapun keuntungan penggunaan strategi pembelajaran
inkuiri menurut Isjoni, diantaranya sebagai berikut:
1.
Dapat membentuk dan
mengembangkan “self consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat
mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2.
Membantu dalam
menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3.
Mendorong siswa
berfikiran dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersifat objektif jujur, dan
terbuka.
4.
Mendorong siswa untuk
berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri’
5.
Memberi kepuasan
bersifat intristik.
6.
Proses belajar menjadi
lebih merangsang.
7.
Memberi kebebasan siswa
untuk berpikir sendiri.
8.
Guru dapat menghindari
siswa dari cara-cara belajar yang tradisional’.
9.
Dapat memberikan waktu
pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasismilasi dan mengakomodasi
informasi
Jadi dapat ditarik garis merah secara
umum bahwa strategi pembelajaran inkuiri sebagai strategi pembelajaran
yang banyak dianjurkan ini banyak memiliki keunggulan, diantaranya :
a.
Strategi pembelajaran
inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini lebih bermakna.
b.
Strategi pembelajaran
inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar yang sesuai
dengan gaya belajar mereka.
c.
Strategi pembelajaran
inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
d.
Dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar.
e.
Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan
siswa aktif.
f.
Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
g.
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
h.
Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga
mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
i.
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
j.
Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru
yang menguasai kelas.
k.
Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar.
l.
Dalam diskusi inkuiri, guru dapat mengetahui kedalaman
pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang dibahas.
m.
Strategi (model atau siasat)
pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru
kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya
berkadar rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan
informasi di mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi
dengan kadar proses mental yang lebih tinggi atau lebih banyak.
n.
Pengajaran berubah dari teacher
centered menjadi student centered. Guru tidak lagi mendominasi
sepenuhnya kegiatan belajar siswa, tetapi lebih banyak bersifat membimbing dan
memberikan kebebasan belajar kepada siswa.
o.
Strategi ini dapat
menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal) dan memberikan waktu yang
memadai bagi siswa untuk mengumpulkan dan mengolah informasi.
p.
Metode ini dapat memperkaya dan
memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya (tahan lama dalam
ingatan) menjadi lebih baik.
2.2.2 Kekurangan Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Disamping keunggulan, strategi pembelajaran
inkuiri menurut memiliki kelemahan
atau kekurangan. Adapun kekurangan strategi pembelajaran inkuiri menurut
suryobroto (2002 : 201) adalah ,
1.
Dipersyaratkan
keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini.
2.
Pembelajaran ini kurang
berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu hilang karena membantu
siswa menemukan teori – teori atau menemukan ejaan dari bentuk kata – kata
tertentu.
3.
Harapan yang
ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan siswa yang biasa
dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional
jika guru tidak menguasai pembelajran inkuiri.
Disamping itu, strategi pembelajaran
inkuiri menurut Wina Sanjaya, juga mempunyai kelemahan, diantaranya,
1. Jika
strategi pembelajaran inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa,
2. Strategi
ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur kebiasaan siswa
dalam belajar.
3.
Kadang kala mengiplementasikannya,
memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu
yang telah ditentukan.
4.
Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan
setiap guru.
Jadi dapat ditarik
garis merah secara umum bahwa strategi pembelajaran inkuiri sebagai strategi pembelajaran
yang banyak dianjurkan ini banyak memiliki keunggulan, diantaranya :
a.
Memerlukan perubahan kebiasaan cara
berpikir siswa yang menerima informasi dari guru secara apa adanya, kalau guru
tidak ada tidak belajar, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok
dengan mencari dan mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah
suatu hal yang mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.
b.
Guru juga dituntut mengubah
kebiasaan mengajarnya yang umumnya sebagai pemberi atau penyaji informasi
menjadi sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
Inipun merupakan pekerjaan yang tidak gampang karena pada umumnya guru belum
mengajar dan belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).
c.
Strategi pembelajaran ini banyak
memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar, tetapi kebiasaan itu tidak
berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya
dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah.
d.
Metode ini dalam pelaksanaannya
memerlukan penyediaan berbagai sumber belajar dan fasilitas yang memadai yang
tidak selalu mudah disediakan.
e.
Cara belajar siswa dalam metode ini
menuntut bimbingan guru yang lebih baik seperti pada waktu siswa melakukan
penyelidikan dan sebagainya. Dalam kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru
terbatas, agaknya metode ini sulit terlaksana dengan baik.
f.
Pemecahan masalah mungkin saja dapat
bersifat mekanistis, formalitas, dan membosankan. Apabila hal ini terjadi tidak
menjamin penemuan yang penuh arti.
2.3 Prinsip-Prinsip Dasar
Pertimbangan Pemilihan Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Sebelum mengetahui prinsip dasar yang menjadi pertimbangan alasan
diambilnya stategi pembelajaran inkuiri dalam proses intruksional, penulis
menyajikan alasan- alasan para ahli mengenai alasan- alasan mengapapenggunaan
strategi inkuiri ini perlu dilakukan.
Alasan
penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran menurut Sumantri M
dan Johar Permana (2000: 142-143) adalah sebagai berikut:
a.
Perkembangan dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan Yang Pesat
Seiring dengan perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat , guru dituntut untuk kreatif dalam
menyajikan pembelajaran agar anak didik dapat menguasai pengetahuan sesuai
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satu langkah guru
dalam menyikapi hal tersebut adalah menyajikan pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri.
b.
Belajar Tidak Hanya Diperoleh Dari Sekolah, Tetapi Juga Dari Lingkungan
Kita harus menanamkan pemahaman
anak didik bahwa belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi juga dari
lingkungan sedini mungkin. Metode Inkuipi dapat membantu guru dalam menanamkan
pemahaman tersebut. Metode ini mengajak siswa untuk belajar mandiri dengan
maupun tanpa bimbingan dari guru.Siswa mwngembangkan kemampuan yang diperoleh
dari lingkungannya untuk menemukan suatu konsep dalam pembelajaran.
c.
Melatih Peserta Didik Untuk Memiliki Kesadaran Sendiri Tentang Kebutuhan Belajarnya
Strategi instruksional ini
menekankan pada keaktifan siswa mnemukan suatu konsep pembelajaran dengan
kemampuan yang dimilikinya. Dengan langkah pembelajaran tersebut aka siswa akan
dapat memiliki kesadaran tentang kebutuhan belajarnya.
d.
Penanaman Kebiasaan Belajar Berlangsung Seumur Hidup
Penanaman kebiasaan untuk belajar
berlangsung seumur hidup dapat dilaksaakan dengan metode inkuiri. Dalam strategi
instruksional ini siswa diarahkan untuk selalu mengembangkan pola pikirnya
dalam mengembangkan konsep pembelajaran. Siswa dituntut untuk selalu mencari
pengetahuan yang menunjang pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran. Hal
inilah yang menjadi langkah awal guru dalam penanaman terhadap siswa tentang pengertian
bahwa belajar berlangsung seumur hidup.
SPI
atau Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan
strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental
(intelektual) itu menurut Piaget
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social
experience, dan equilibration;
a.
Maturation
atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses
pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan
pertumbuhan sistem saraf.
b.
Physical
experience adalah tindakan-tindakan fisik yang
dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Aksi
atau tindakan fisik yang dilakukan individu memungkinkan dapat mengembangkan
aktivitas/daya pikir.
c.
Social
experience adalah aktivitas dalam berhubungan
dengan orang lain. Melalui pengalaman sosial, anak bukan hanya dituntut untuk
mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain.
d.
Equilibration
adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan
baru yang ditemukannya. Ada kalanya anak dituntut untuk memperbarui pengetahuan
yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai.
Atas
dasar faktor-faktor di atas, maka dalam strategi
pembelajran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
setiap guru. Adapun prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
a.
Berorientasi
Pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri
adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran
ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi kepada proses
belajar. Sehingga kriteria keberhasilan dari suatu proses pembelajaran inkuiri
ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
b.
Prinsip
interaksi
Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahakan
(directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melaui
interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan
pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat
mengenai proses interaksi itu sendiri.
c.
Prinsip
Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan
dalam menggunakan strategi pembelajrana inkuiri adalah sebagai penanya. Oleh
karenanya berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh stiap guru,
apakah itu hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak,
bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.
d.
Prinsip
Belajar Untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat
sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah suatu proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak
reptil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e.
Prinsip
Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba
berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakn berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Pembelajaran dengan menggunakan
strategi inkuiri akan lebih menarik karena akan membuat siswa terlibat secara
aktif. Melalui strategi ini dibutuhkan kemampuan guru untuk mendesain
pembelajaran sesuai dengan model inkuiri. Sesuai dengan tingkat usia
siswa,pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri mesti dibangun dan
diselaraskan dengan emosi, intelektual, dan situasi kondisi
pembelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri yang tepat bagi
pendidikan dasar adalah model guided atau model deduktif. Dengan
kedua model strategi inkuiri tersebut, guru banyak membantu siswa dalam
memformulasikan pertanyaan, menetapkan definisi atau konsep
yang terkait serta mengarahkan pengujian hipotesis yang
dibuat. Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari
dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang
berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya yang menemukan.
2.4
Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran
Inkuiri
Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajara inkuiri dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut,
(1)
orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) mengajukan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, (6) merumuskan kesimpulan.
a.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah
untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini
guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini, yakni,
·
Menjelaskan topik,
tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
·
Menjelaskan pokok-pokok
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini
dijelaskan langkah-langkah inkuiri sertatujuan setiap langkah, mulai dari
langkah merumuskan masalah samapai dengan kesimpulan.
·
Menjelaskan pentingnya
topik dan kegiatan belajar, guna memberikan motivasi pada siswa.
b.
Merumuskan
masalah
Merumuskan masalah merupakan
langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung tea-teki. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya,
·
Masalah hendaknya
dirumuskan sendiri oleh siswa.
·
Masalah yang dikaji
adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya guru
perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru
sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
·
Konsep-konsep dalam
masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
c.
Merumuskan
hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara
dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu diuji kebenarannya. Setiap anak pada dasarnya telah memiliki
potensi atau kemampuan berpikir sejak ia lahir. Potensi berpikir tersebut
dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira
(berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan
guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
d.
Mengumpulkan
Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
dilakukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
mengumpulkan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan
tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan. Trianto dalam bukunya menjelaskan bahwa data
yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik atau grafik.
e.
Menguji
Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses
menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Faktor penting dalam menguji hipotesis
adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan dari data
percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata
hipotesis iyu slaha atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses
inkuiri yang telah dilakukannya (Trianto; 2007).
f.
Merumuskan
kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang akurat.
2.5
Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran pada Strategi
Pembelajaran Inkuiri Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Dalam
penerapannnya dalam pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah, strategi
pembelajaran inkuiri ini dapat didlihat dalan rencana pembelajaran atau RPP di
bawah ini,
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP I)
(RPP I)
Satuan
Pendidikan : SMK
Mata
Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas : XI
Alokasi
Waktu : 3 x 40 menit
A. Standart Kompetensi dan Kompetensi
Dasar
2.
Berkomunikasi
dengan bahasa inggris setara Level Elementry
2.1. Memahami percakapan sederhana
sehari-hari baik dalam konteks professional maupun pribadi dengan orang bukan
penutur asli.
B.
Indikator
Pencapaian Kompetensi
-
Pertanyaan
dengan pola yes – no questions dalam konteks kegiatan sehari-hari diperagakan
dan dijawab dengan benar.
-
Pertanyaan
dengan pola questions tags dalam konteks kegiatan sehari-hari diperagakan
dengan benar.
-
Pertanyaan
dengan pola questions words dalam konteks kegiatan sehari-hari diperagakan dan
dijawab dengan benar.
-
Berbagai
bentuk dan ungkapan digunakan dengan tepat untuk membicarakan kegemaran/hobi
dan minat.
C. Materi Pembelajaran
Talking
about hobbies and interests
-
Do you
like fishing?
-
What do
you like doing in your spare time?
Guest
Handling
-
What can I
do for you, Sir?
-
Welcome to
our hotel
-
I hope you
enjoy the food
Grammar
Review
Yes
– No Questions
Are
you a secretary
D. Tujuan Pembelajaran
1.
Listening
Siswa
mampu menyimak berbagai bentuk ungkapan untuk membicarakan kegiatan
sehari-hari, hobi dan minat dan menangani tamu dengna tepat.
2.
Speaking
Siswa
mampu mengungkapkan, merespon dan menceritakan tentang kegiatan sehari-hari,
hobi dan minat, menangani tamu dengan ungkapan yang tepat.
3.
Reading
Siswa
mampu membaca paragraph maupun teks tentang kegiatan sehari-hari, hobi dan
minat, menangani tamu; menerjemahkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan isi bacaan tersebut.
4.
Writing
Siswa
maupun menyusun atau menulis paragraph atau teks tentang kegiatan seharihari,
hobi dan minat, maupun penanganan tamu dengan tepat.
E.
Pendekatan
dan Metode Pembelajaran
1.
Pendekatan : Kontekstual
2.
Metode : Question and answer,
role playing, observation, lecture
F.
Sumber,
Alat dan Bahan Pembelajaran
-
Buku 2 Get
Along with English for Vocational School Grade XI Elementary Level
-
Practical
English Usage
-
Global
Access to the World of Work
-
Person to
Person
-
English
for SMK (Angkasa)
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1.
Kegiatan
Awal (Pendahuluan)
-
Mengucapkan
salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas;
-
Berdoa
sebelum membuka pelajaran;
-
Memeriksa
kehadiran siswa;
-
Mendoakan
siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya;
-
Memastikan
bahwa setiap siswa datang tepat waktu;
-
Menegur
siswa yang terlambat dengan sopan;
-
Menyiapkan
siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
-
Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari;
-
Menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
-
Mempersiapkan
cakupan materi ajaran, model, alat peraga;
-
Menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraiana kegiatan sesuai silabus;
-
Mengaitkan
materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan nilai-nilai karakter dan
kewirausahaan.
2.
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
-
Giving
opinions
Elaborasi
-
Matching
picture with statements :
Konfirmasi
-
Completing
dialogs about someone's activities
Elaborasi
-
Listening
for information : dialog
-
Identifying
expressions commonly used in talking about daily hobbies and interests and
guest handling;
-
Creating
and role playing dialogs based on the given situation;
-
Reading
for information;
Konfirmasi
-
Answering
questions about hobbies and interests;
-
Completing
sentences;
-
Writing
description of your daily activities.
3. Kegiatan
Akhir (Penutup)
-
Students
make the report of their discussion;
-
The
teacher concludes the lesson then giving questions to some of the students at
random;
-
The
teacher give them an assignment;
-
The
teacher tells them of the next meeting lesson;
-
At the end
of this part, he suggests the student to keep studying hard.
Penilaian
·
Tes lisan
-
Dialog
berpasangan
·
Tes
tertulis
-
Melengkapi
kalimat
-
Pilihan
ganda
-
Membuat
paragraph pendek
Contoh soal:
A. Listen and complete the missing
word. Then answer the questions based on the
dialog.
dialog.
Aldy : Where do you (1)……?
Boby : I work for Vacation Tour
and Travel
Aldy : What do you do there?
Boby : I am a (2……I take people on
tours to several cities in Indonesia
Aldy : That (3) ……
Boby : Yes, It's (4)……, I lov it.
And what do you do?
Aldy : I'm a student, and I'm
doing a (5) ……, too
Boby : Where do you work?
Aldy : I work in a (6)
……restaurant. I look burgers there.
Boby : Mr. Donald's ?
Aldy : No, I (7) …… Mac burger
B.
Work in
pairs to make a short dialog which has to do with hobbies and interest. Use the
situation of your own.
Penilaian
Sikap Personal
Kriteria
Penilaian :
Nilai
Kualitatif
|
Nilai Kuantitatif
|
Memuaskan
|
4
|
Baik
|
3
|
Cukup
|
2
|
Kurang
|
1
|
REKAPITULASI
NILAI
Nilai : Jumlah Skor : Aspek Penilaian
Untuk siswa yang nilainya masih di bawah KKM, maka diberikan
PERBAIKAN dan yang telah melampaui nilai KKM diberi PENGAYAAN.
Mengetahui,
..........., ....................2012
Dosen
Pembimbing / Doping Guru
Pembimbing / Pamong
_______________________ _______________________
NIP. NIP.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Inkuiri
adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama
Schuman. Ia
meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh dengan rasa ingin tahu
akan segala sesuatu.
Gulo
(2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh rasa percaya diri.
Inti
dari strategi pembelajaran inkuiri
adalah proses pembelajaan yang
berpusat pada siswa. Semua pembelajaran dimulai dengan pebelajar. Apa yang
diketahui siswa dan apa yang ingin mereka lakukan dan pelajari merupakan dasar
utama pembelajaran. Secara instintif siswa selalu ingin tahu dan di dalam
percakapan siswa selalu ingin bicara dan mengkomunikasikan idenya
Ada
beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina
Sanjaya membaginya menjadi tiga ciri utama, yakni, (1) strategi inkuiri menekankan pada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, (2) seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, dan (3)
tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Tujuan utama pembelajaran menggunakan
strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin
intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Dalam
strategi pembelajran inkuiri terdapat terdapat beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan
oleh setiap guru. Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi, (1) prinsip berorientasi
pada pengembangan intelektual, (2) prinsip
interaksi, (3) prinsip
bertanya, (4) prinsip
belajar untuk berpikir, dan (5) prinsip
keterbukaan.
Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut yakni: orientasi, merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan
kesimpulan.
.
3.2
Saran
Dalam penerapan strategi pembelajaran
inkuiri memerlukan perubahan kebiasaan cara berpikir siswa yang
menerima informasi dari guru secara apa adanya, kalau guru tidak ada tidak
belajar, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan
mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah,
apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan. Maka dengan ini pendidik dibiasakan untuk mengarahkan siswa untuk
memecahkan masalah dengan jan pemikiran yang rasional baik dengan diskusi
maupun kelompok kerja.
Guru juga dituntut mengubah kebiasaan mengajarnya yang
umumnya sebagai pemberi atau penyaji informasi menjadi sebagai fasilitator,
motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Inipun merupakan pekerjaan yang
tidak gampang karena pada umumnya guru belum mengajar dan belum puas kalau
tidak banyak menyajikan informasi (ceramah).
Strategi pembelajaran ini banyak
memberikan kebebasan kepada siswa dalam belajar, tetapi kebiasaan itu tidak
berarti menjamin bahwa siswa belajar dengan baik dalam arti mengerjakannya
dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah. Maka peran
guru sebagai fasilitator dan motivator perlu merangkul mereka agar pembelajaran
yang atas berlandaskan strategi inkuiri ini dapat nerjalan dengan efektif dan
efisien.
Daftar Pustaka
B., Yulianus. 2011. Kelebihan
dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri (Online).
http://guruberbagirasa.blogspot.com/2011/07/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran.html?m=1.
Diakses 5 April 2014.
Cucan, Novitasari. 2013. Makalah
Strategi Pembelajaran Inkuiri (Online).http://aboutbk20011.blogspot.com/2013/01/makalah-strategi-pembelajaran-inkuiri.html.
Diakses 28 Maret 2014.
Lepa, Mentari. 2011. Implementasi
Strategi Pembelajaran (Online). http://mentarilepa.blogspot.com/2011/12/implementasi-strategi-pembelajaran.html. Diakses 28 Maret 2014.
Oryzal, Doky.2011.
Makalah Strategi Pembelajaran Inkuiri (Online). http://dokyoryzal.blogspot.com/2011/12/makalah-strategi-pembelajaran-inkuiri.html. Diakses 28 Maret 2014.
Komentar
Posting Komentar